PENYUNTINGAN
MEMAHAMI KARAKTERISTIK KALIMAT EFEKTIF
Oleh Kelompok 9:
Adli Rizal Farabi NIM A1B113088
Eka Aprilina Hasibuan NIM A1B113213
Ruth Cahyaningratri NIM A1B113230
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
Memahami Karakteristik Kalimat Efektif
a. Kalimat
1. Pengertian
Kalimat
Kalimat adalah hal yang sangat mendasar bagi siapa
saja yang hendak berkecimpung dan menceburkan diri dalam tulis menulis atau
karang mengarang. Nah, sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam bahasa resmi,
baik itu dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis, harus memiliki unsur
pokok yang lazim disebut dengan subjek dan predikat. Kalau tidak memiliki kedua
unsur pokok itu, bentuk kebahasaan tersebut bukanlah sebuah kalimat, tetapi
hanya frasa atau kelompok kata. Frasa atau kelompok kata adalah satuan
sintaksis yang paling kecil. Jadi, harus ditegaskan disini, bukan kata yang
menjadi satuan sintaksis terkecil di dalam sintaksis itu, melainkan frasa atau
kelompok kata.
Sintaksis dipahami sebagai cabang
ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan ihwal tata kalimat. Selanjutnya
ditegaskan pula bahwa frasa atau kelompok kata itu lazimnya dipahami sebagai
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonfredikatif. Jadi, dalam kontruksi
frasa tidak pernah akan ada unsur subjek dan unsur predikatnya. Maka, bentuk
‘anak pintar’ atau ‘mobil mewah’, misalnya saja, adalah frasa atau kelompok
kata karena tidak ada satu unsurpun pada bentuk kebahasaan itu yang bersifat
predikatif. Jadi di dalam frasa itu semata-mata dibicarakan bagaimana hubungan
antara kata yang satu dengan kata lainnya. Dalam bentuk ‘mobil mewah’,
misalnya, dapat dijelaskan bahwa hubungan itu adalah hubungan ‘dijelaskan’ dan
‘menjelaskan’.
Satuan berikutnya yang berada pada tataran di atas
frasa atau kelompok kata, yang juga masih berada dalam wajah sintaksis atau tata kalimat adalah klausa. Klausa
merupaka kelompok kata, tetapi di dalam kelompok kata tersebut terdapat
setidaknya satu predikat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontruksi
klausa itu bersifat predikatif. Kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa
terkecil dalam wujud lisan atau tulis. Secara lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, keras lemah, disela jeda, dan disudahi dengan intonasi akhir.
Secara tulis, kalimat dimulai dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda titik
(.), tanda tanya (?), tanda seru (!). ada pula pakar lain mendefinisikan
kalimat secara lebih singkat, tetapi ternyata lebih tegas, yakni bahwa kalimat
adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, dan sekurang-kurangnya terdiri
dari satu subjek dan satu predikat.
2. Kalimat
secara Gramatik
Secara gramatik, kalimat dapat
dibedakan menjadi kalimat tunggal dan majemuk. Kalimat majemuk dapat dibedakan
lebih lanjut menjadi kalimat majemuk setara dan tidak setara. Dalam
perkembangannya, kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia tersebut dapat pula
merupakan gabungan antara kalimat majemuk yang setara dan setara. Kalimat
majemuk dalam jenis yang terakhir inilah yang dapat disebut itu sebagai kalimat
majemuk gabungan. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu
subjek dan satu predikat. Adapun kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri
dari lebih satu subjek dan satu predikat. Dengan kata lain, kalimat majemuk
setara adalah kalimat yang terdiri dari lebih dari satu klausa. Adapula yang
mendefinisikan sebagai kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat
tunggal. Klausa klausa dalam kalimat majemuk setara dihubungkan dengan tanda
hubung koordinatif, seperti dan, serta, tetapi, lalu, kemudian, atau. Kalimat
majemuk tidak setara adalah, kalimat majemuk yang terdiri dari satu suku
kalimat atau satu klausa bebas dan satu atau lebih klausa tidak bebas/terikat.
Inti gagasan dalam kalimat majemuk tidak setara selalu ditempatkan pada klausa
bebas, yakni sebagai klausa induknya, sedangkan pertaliannya dari sudut pandang
waktu, tempat, akibat, sebab, tujuan, syarat, dan lain-lain, selalu ditempatkan
pada posisi klausa anak. Jadi di dalam kontruksi kalimat majemuk tidak setara,
selalu ditemukan klausa yang menjadi induk dan klausa yang menjadi anak atau
anak kalimat. Oleh karena itu, kalimat majemuk tidak setara yang demikian ini
sering juga disebut sebagai kalimat majemuk tak setara rapatan. Bentuk seperti
‘Karena sudah makan, mereka boleh pulang.’ Adalah contoh dari kalimat majemuk
yang sifatnya rapatan.
3. Kalimat
secara Fungsional
Berdasarkan
fungsinya kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi empat, yakni
(1) Kalimat pernyataan/deklaratif; (2) Kalimat pertanyaan/interogatif; (3) Kalimat
perintah/ imperatif; (4) Kalimat seruan atau deklamatif. Empat jenis kalimat
itu semuanya dapat disajikan secara positif atau afirmatif, dan dapat pula
disajikan secara negatif. Empat macam kalimat itu dapat dibedakan berdasarkan
pola intonasinya apabila berada pada bahasa ragam lisan. Adapun ragam dalam
ragam tulis kalimat-kalimat itu dapat diketahui perbedaannya dari macam-macam
tanda baca yang digunakan.
B.
Kalimat Efektif
Dalam sumber tertentu dikatakan,
bhawa ‘efektif’ adalah berhasil guna. Dengan demikian, jika dilihat dari makna
kata-katanya, dapat dikatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat tyang
berhasil guna. Akan tetapi definisi kalimat efektif ternyata lebih dari sekadar
kalimat yang berhasil guna. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau
pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara atau
penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide atau gagasan penulis atau
pembicara akan dapat diterima secara utuh. Para penyunting bahasa, peneliti,
penulis, juga dituntut untuk memahami dan menguasai tataran pemahaman yang
lebih tinggi lagi, yakni ihwal.
Ciri-ciri
kalimat efektif:
1. Kesepadanan struktur
2. Keparalelan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan penalaran
6. Kepaduan gagasan
7. Kelogisan bahasa
1.
Kesepadanan
Struktur
Kesepadanan
struktur adalah keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur bahasa
yang digunakan. Kesepadanan pikiran ditunjukkan oleh keutuhan dan kepaduan ide
atau gagasan pada kalimat itu. adapun kesepadanan struktur dijelaskan oleh
kejelasan kejelasan kehadiran subjek atau predikat, tidak adanya subjek yang
ganda, tidak adanya konjungsi intrakalimat yang digunakan dalam kalimat
tunggal, dan tidak adanya kata ‘yang’ di depan predikat.
Bentuk salah:
-
Kepada para
peserta diskusi dipersilahkan masuk.
-
Sebab gubernur
tidak menyetujui usulan.
-
Mereka
yang menuntut keadilan.
-
Saya saling
memaafkan.
Bentuk
disunting:
-
Para peserta
diskusi dipersilahkan masuk.
-
Gubernur tidak
menyetujui ususlan.
-
Mereka menuntut
keadilan.
-
Mereka saling
memaafkan.
Penjelasan:
Kalimat
pertama yang berbunyi, ‘kepada para peserta dipersilahkan masuk’ tidak dapat
dianggap sebagai kalimat yang benar karena subjek kalimat itu tidak jelas alias
kabur. Kekaburan atau ketidakjelasan kalimat itu disebabkan oleh kalimat
preposisi atau kata depan di depan subjek kalimat.
Kalimat
yang kedua, ‘Sebab gubernur tidak menyetujui usulan.’ Jelas sekali merupakan
kalimat yang tidak benar karena kehadiran konjungsi intrakalimat ‘sebab’ di
posisi kalimat awal kalimat sederhana atau tunggal. Dengan kehadiran konjungsi
intrakalimat pada posisi awal kalimat sederhana itu akan mengubah status
kalimat menjadi klausa.
Kalimat
yang ketiga, ‘Mereka yang menuntut keadilan.’ Juga terdapat kesalahan mendasar
yang menjadikan kalimat sama sekali tidak efektif. Kesalahan itu adalah pada
hadirnya kata ‘yang’ di depan kalimat predikat. Dengan kehadiran kata ‘yang’ di
depan predikat kalimat itu, maka berubahlah status kalimat sederhana itu
menjadi frasa.
Kalimat
keempat, ‘Saya saling memaafkan’ sama sekali tidak dianggap sebagai kalimat
yang benar dan efektif. Dari dimensi strukturnya sekilas memang tidak ada
persoalan tetapi dari segi maknanya jelas sekali terdapat persoalan yang sangat
serius. Tuturan yang tidak sepadan, yakni tidak sepadan dalam dimensi ide atau
gagasannya.
2.
Keparalelan Bentuk
Keparalelan
bentuk adalah kesamaan atau keparalelan bentuk kata atau frasa yang digunakan
dalam sebuah kalimat. Artinya, jika dalam kontruksi yang beruntun pada kalimat,
bentuk yang pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga pasti
menggunakan nomina. Demikian juga kalau bentuk yang pertama menggunakan ajektif,
bentuk yang kedua, ketiga dan yang seterusnya juga harus menggunakan ajektif.
Bentuk
salah:
-
Harga BBM, minggu
ini segera dibakukan kenaikan secara
luwes.
-
Penulisan skripsi
harus melakukan pertemuan dengan penasihat akademis, mengajukan topik, dan pembimbingan.
Bentuk
disunting:
-
Harga BBM minggu
ini segera dibakukan dan dinaikan
secara luwes.
-
Penulis skripsi
harus melakukan pertemuan dengan penasihat akademis, megajukan topik, dan menjalani pembimbingan.
Penjelasan:
Kalimat
yang pertama tidak efektif karena didalamnya terdapat bentuk ‘dibakukan dan
kenaikan’ yang jelas sekali tidak paralel. Bentuk ‘dibakukan’ merupakan bentuk
verba pasif, sedangkan ‘kenaikan’ merupakan nomina.
Kalimat
yang kedua, bentuk kebahasaan yang dianggap tidak paralel itu adalah bentuk,
‘melakukan pertemuan dengan penasihat akademis, mengajukan topik dan
pembimbingan’. Bentuk yang demikian itu dianggap tidak paralel karena susunan
kontruksinya adalah verba-verba-verba atau nomina-nomina-nomina.
3.
Ketegasan Makna
Ketegasan
makna adalah perlakuan penonjolan pada gagasan pokok kaqlimat tersebut. Dengan
kata lain, gagasan yang hendak ditonjolkan itu harus diletakkan pada posisi
depan pada sebuah kalimat.penegasan makna atau maksud kebahasaan itu dapat
dilakukan dengan 5 cara yaitu: 1). Meletakkan bagian yang hendak ditonjolkan
itu ke bagian depan kalimat. 2). Membuat urutan kata-kata yang bertahap. 3).
Membuat pengulangan secara profesional. 4). Membuat pertentangan atas ide atau
pikiran yang ditonjolkan. 5). Menggunakan beberapa partikel penegas/penekan.
Berikut
contoh kalimat yang memenuhi standar penegasan makna itu:
-
Saya suka
kecantikannya, saya suka kelembutannya, saya suka senyumnya.
-
Dialah pelaku
pembunuhan 7 gadis di Surabaya tahun lalu.
-
Jangankan 1 juta,
500 ribu, 200 ribu, 100 ribu saja dia tidak punya.
Kalimat
yang pertama menegaskan maksud dengan mengulang kata ‘saya suka’. Jadi pasti
kalimat ini memberikan penekan pada entitas kebahasaan itu, bukan pada entitas
kebahasaan yang lainnya.
Kalimat
yang kedua membuat penegasan dengan cara memerantikan partikel penegas ‘lah’.
Penegasan makna dengan pemerantian partikel dapat dilakukan dengan cara yakni
dengan ‘lah’ dan dengan ‘pun’.
Kalimat
ketiga, penegasan itu dilakukan dengan model penahapan, tetapi penahapannya
bersifat menurun.
4.
Kehematan Kata
Hemat
kata-kata, atau yang pendek bentuknya tidak selalu bersifat efektif. Jadi
prinsip ketercukupan dalam pemakaian bentuk-bentuk kebahaaan jika memang
tuturan itu harus dibuat pendek, kenapa harus dibuat berpanjang-panjang.
Kalimat yang berciri hemat dan efektif harus ada: 1). Penghilangan pengulangan
subjek. 2). Penghilangan superordinat. 3). Penghindar kesinoniman.
Bentuk
salah:
-
Sat ini, Sally
memakai baju berwarna merah jingga.
-
Banyak anak-anak berkeliaran di jalan menuju
lokasi kejadian.
-
Buku itu saya sudah
membaca.
-
Dia sedang mengambili buku di mejanya.
-
Sekarang ini ia sedang membersihkan mobilnya di halaman
belakang.
Bentuk
disunting:
-
Saat ini, Sally
memakai baju merah jingga.
-
Banyak anak berkeliaran
menuju lokasi kejadian.
-
Saya sudsah membaca
buku itu.
-
Sekarang ini ia
mrmbersihkan mobilnya di halaman belakang.
5.
Kecermatan dan
Kesantunan
Bahasa yang
cermat pertimbangan dimensi-dimensi konteksnya, biasanya juga adalah bahasa
yang cenderung bersifat santun. Dengan bahasa yang benar-benar bersifat santun
demikian itu, hubungan yang harmonis dan relasi yang cenderung bersifat positif
akan dapat terjadi dengan baik. Berikut bentuk kebahasaan yang memiliki
kecermatan dan kesantunan yang rendah:
Bentuk
salah:
-
Yang diceritakan
buku itu menceritakan putri raja.
-
Banjir di jakarta
membanjiri wilayah perbelanjaan.
-
Wajahmu norak
persis seperti hantu kesiangan.
-
Mobil barumu bagus
tapi ppersis gerobak.
Bentuk
disunting:
-
Buku itu
menceritakan para putri raja.
-
Banjir di jakarta
meluapi wilayah perbelanjaan.
-
Wajahmu kurang
menarik.
-
Mobil barumu bagus.
6.
Kepaduan Makna
Bentuk kebahasaan
yang ‘padu’ adalah bentuk kebahasaan yang ‘tidak terpecah-pecah.’ Atau bentuk
kebahasaan yang ‘bersatu.’ Kebersatuan atau kepaduan bentuk-bentuk kebahasaan
demikian itu jelas sekali akan sangat berpengaruh terhadap makna atau maksud
sebuah bentuk kebahasaan.
Bentuk salah:
-
Kita harus
memperhatikan daripada kehendak
rakyat.
-
Rapat pimpinan hari
ini membicarakan tentang upah
karyawan.
Bentuk disunting:
-
Kita harus memperhatikan kehendak rakyat.
-
Rapat pimpinan hari
ini mebicarakan kenaikan upah karyawan.
7.
Kelogisan Makna
Kelogisan
makna sangat berkaitan dengan ‘nalar‘, maka sesungguhnya dapat dikatakan pula
bahwa kalimat yang logis itu sesungguhnya adalah kalimat yang bernalar. Kalimat
yang logis atau kalimat yang bernalar adalah kalimat yang ide atau gagasannya
sejalan dengan akal dan nalar yang benar dan berlaku universal.
Bentuk salah:
-
Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara
ini dengan...
-
Kepada
bapak direktur, wakktu dan tempat dipersilahkan.
-
Mayat mahasiswi
yang meninggal sering bergentayangan di kampus ini.
-
Di sini di jual sup
buntut, sup brenebon, dan kaki sapi.
Bentuk
disunting:
-
Untuk menghemat
waktu, kita teruskan acara ini dengan....
-
Bapak Direktur,
waktu dan tempat dipersilahkan.
-
Arwah mahasiswi
yang meninggal itu sering bergentayangan di kampus ini.
-
Di sini di jual sup
buntut, sup brenebon, dan sup kaki sapi.
C. Kalimat Baku
Bahasa baku
merupakan salah satu ragam di dalam bahasa Indonesia. Perlu diketahui oleh para
penulis, peneliti, penyunting bahasa bahwa di dalam bahasa Indonesia
sesungguhnya terdapat banyak ragam bahasa. Kalimat baku sesungguhnya merupakan
bagian dari bahasa ragam baku tersebut.
1. Ejaan
yang Benar
Bentuk
salah:
-
Siapakah nama anda?
-
Saya harus memiliki
buku ini. Sekalipun harganya mahal.
Bentuk
disunting:
-
Siapakah nama Anda?
-
Saya harus memiliki
buku ini, sekalipun harganya mahal.
2. Fungsi-fungsi
Kalimat Eksplisit
Bentuk
salah:
-
Menutur seorang ahli
ekonomi mengatakan bahwa Indonesia akan segera berubah.
-
Pada wisuda sarjana
kemarin dimeriahkan dengan pertunjukan band remaja.
Bentuk
disunting:
-
Seorang ahli ekonomi
mengatakan bahwa Indonesia akan segera berubah.
-
Wisuda sarjana kemarin
dimeriahkan dengan pertunjukan band remaja.
3. Struktur
dan Ukuran Kata Benar
Bentuk
salah:
-
Surat Anda saya sudah
pernah baca.
-
Andy membelikan pulsa
adiknya.
Bentuk
disunting:
-
Saya sudah pernah
membaca surat Anda.
-
Andi membelikan adiknya
pulsa.
4. Struktur
Tidak Rancu
Bentuk
salah:
-
Sudah berulang kali
saya menjelaskan kepadanya.
-
Setiap kali bertemu
mereka saling pandang-memandang.
Bentuk
disunting:
-
Sudah berulang-ulang
saya menjelaskan kepadanya.
-
Setiap kali bertemu
mereka saling memandang.
5. Kata-kata
Baku
Bentuk
salah:
-
Ia sedang membikin
laporan keuangan.
-
Sekretarisnya barusan
pulang.
Bentuk
disunting:
-
Ia sedang membuat
laporan keuangan.
-
Sekretarisnya baru saja
pulang
6. Bentuk-bentuk
Tepat
Bentuk
salah:
-
Ia sedang
menginventarisir perabot-perabot kantor.
-
Direktur itu membawahi
beberapa manajer.
Bentuk
disunting:
-
Ia sedang
menginventarisasi perabot-perabot kantor.
-
Direktur itu
membawahkan beberapa manager.
7. Verba
Ditulis Lengkap
Bentuk
salah:
-
Para wanita perlu
hati-hati jika melewati lorong.
-
Mereka ngomong-ngomong
dari tadi.
Bentuk
disunting:
-
Para wanita perlu
berhati-hati jika melewati lorong.
-
Mereka beromong-omong
dari tadi.
8. Konjungsi
yang Posisinya Tepat
Bentuk
salah:
-
Sehingga dia tidak
bersedia meneruskan kuliahnya.
-
Padahal tiga hari yang
lalu mahasiswa ini masih segar bugar.
Bentuk
disunting:
-
…sehingga dia tidak
bersedia meneruskan kuliahnya.
-
…padahal tiga hari yang
lalu mahasiswa itu masih segar bugar.
9. Tidak
Berkonstruksi Partisip
Bentuk
salah:
-
Ditanya oleh direktur,
dia tidak dapat menjawab dengan benar.
-
Berjalan ke arah
kerumunan itu, dia tersandung batu lalu jatuh tertelentang.
Bentung
disunting:
-
Saat ditanyai oleh
direktur, dia tidak dapat menjawab dengan benar.
-
Setelah berjalan kearah
kerumunan itu, dia tersandung batu lalu jatuh tertelentang.
10. Tidak
Mereduksi Bentuk Idiomatis
Bentuk
salah:
-
Terkait proyek
pelebaran jalan itu, pedagang-pedagang kaki lima harus direlokasikan.
-
Seiring kedatangan
manajer yang baru, sekretaris juga mendapatkan peranti-peranti kantor baru.
Bentuk
disunting:
-
Terkait dengan
proyek-proyek pelebaran jalan itu, pedagang-pedagang kaki lima harus
direlokasikan.
-
Seiring dengan
kedatangan manager yang baru, sekretaris juga mendapatkan peranti-peranti
kantor baru.
11. Tepat
Menggunakan Bentuk Korelatif
Bentuk
salah:
-
Baik mahasiswa baru
atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama.
-
Tidak hanya jabatan
melainkan kekayaan juga dia korbankan.
Bentuk
disunting:
-
Baik mahasiswa baru
maupun mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama.
-
Bukan hanya jabatan
melainkan kekayaan juga dia korbankan.
12. Tidak
Berkonjungsi Ganda
Bentuk
salah:
-
Karena harga terus
melambung tinggi maka rakyat menderita kelaparan.
-
Kalau semester ini saya
tidak lulus maka tahun depan belum dapat bekerja.
Bentuk
disunting:
-
Karena harga terus
melambung tinggi, rakyat menderita kelaparan.
-
Kalau semester ini saya
tidak lulus, tahun depan belum dapat bekerja.
Jual Tempat Tidur Rotan Sintetis Kota
BalasHapusJual Dipan Rotan Sintetis Kota
Jual Basket Rotan Sintetis Kota
Jual Keranjang Rotan Sintetis Kota
Jual Keranjang Buah Rotan Sintetis Kota
Jual Sofa Rotan Sintetik Kota
Jual Kursi Rotan Sintetik Kota
Jual Meja Rotan Sintetik Kota
Jual Lounger Rotan Sintetik Kota
Jual Ayunan Rotan Sintetik Kota
Jual Daybed Rotan Sintetik Kota
Jual Kursi Malas Rotan Sintetik Kota
Jual Pot Rotan Sintetik Kota
Jual Vas Rotan Sintetik Kota
Jual Tempat Tidur Rotan Sintetik Kota
Jual Dipan Rotan Sintetik Kota
Jual Basket Rotan Sintetik Kota
Jual Keranjang Rotan Sintetik Kota
Jual Keranjang Buah Rotan Sintetik Kota
Jual Sofa Rattan Synthetic Kota
Jual Kursi Rattan Synthetic Kota
Jual Meja Rattan Synthetic Kota
Jual Lounger Rattan Synthetic Kota
Jual Ayunan Rattan Synthetic Kota
Jual Daybed Rattan Synthetic Kota
Jual Kursi Malas Rattan Synthetic Kota
Jual Pot Rattan Synthetic Kota
Jual Vas Rattan Synthetic Kota
Jual Tempat Tidur Rattan Synthetic Kota
Jual Dipan Rattan Synthetic Kota
Jual Basket Rattan Synthetic Kota
Jual Keranjang Rattan Synthetic Kota
Jual Keranjang Buah Rattan Synthetic Kota
Penawaran Rotan Kota
Penawaran Rotan Alami Kota
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada KY WITJAKSONO yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama KY WITJAKSONO dengan senang hati KY WITJAKSONO mau membantu saya..,ALHAMDULILLAH nomor yang dikasih semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungi jika anda ingin mendapatkan nomor togel yang betul2 tembus atau uang gaib tanpa tumbal seperti saya,silahkan hubungi KY WITJAKSONO di: 0852_2223_1459. ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinga
HapusKLIK=> TOGEL UANG GAIB TANPA TUMBAL