Rabu, 18 Mei 2016

MEMAHAMI KASUS-KASUS KESALAHAN BERKAITAN DENGAN PENGGUNAAN KALIMAT (Kelompok 10)

MEMAHAMI KASUS-KASUS KESALAHAN BERKAITAN DENGAN PENGGUNAAN KALIMAT

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuntingan 

Dosen : Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.

OLEH  KELOMPOK 10:
MEGA PUZA (A1B113099)
LUTHFIA SAFITRI (A1B113221)
ARDIAN PUTRA GANI SILITONGA (A1B113231)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
2016


KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbilalamin dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kasus-Kasus Lanjutan Berkaitan dengan Kalimat” dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Penyuntingan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Prof. Dr. Jumadi, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan untuk menulis makalah ini hingga selesai dan lancar. Orangtua di rumah yang telah memberikan bantuan materil maupun doanya, teman-teman yang selalu memberikan semangat sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Banjarmasin, 14 Mei 2016


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belang Masalah
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing-masing tuturan itu. Keterpahaman menjadi salah satu kriteria kalimat efektif. Kriteria lainnya adalah kelaziman. Pemakaian kata, susunan frase, dan kalimat tertentu dipandang lazim dalam ragam bahasa tertentu, namun belum tentu lazim dalam ragam bahasa lain.
Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya. Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai berikut.
1.  Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau penulis (Gorys Keraf, 1980: 36).
1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kalimat?
2.      Apa yang termasuk unsur-unsur kalimat?
3.      Bagaimana kesalahan dalam penulisan kalimat.
1.3  Tujuan Penelitian
1.      Mengetahiu pengertian kalimat.
2.      Mengetahui unsur-unsur dealam kalimat.
3.      Mengetahui kesalahan suatu kalimat.
1.4  Manfaat Penelitian
1.      Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa dalam proses belajar.
2.      Sebagai salah satu panduan dalam menyusun kalimat yang benar.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah serangaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap. Kalimat terdiri dari konstituen dasar dan intonasi final,sebab konjungsi bila diperlukan (Abdul Chaer,2009: 45). Kesatuan kalimat dalam bahasa tulis dimulai dari penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan diakhiri dengan penggunaan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru pada akhir kalimat.Ramlan (2005: 23) satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik disebut kalimat.
Kalimat bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi kalimat majemuk setara (klausa koordinatif) dan kalimat majemuk bertingkat (klausa subordinatif). Struktur kalimat tunggal terdiri atas tujuh bentuk, yaitu (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-Pel, (4) S-P-O-Pel, (5) S-P-K, (6) S-P-O-K, dan (7) S-P-O-Pel-K. Sementara itu, struktur kalimat majemuk setara adalah S-P konjungsi koordinatif + S-P, sedangkan struktur kalimat majemuk bertingkat adalah anak kalimat + induk kalimat atau induk kalimatinduk kalimat. Anak kalimat biasanya berada di bawah payung objek, keterangan, atau subjek sehingga anak kalimat sering pula disebut klausa bawahan, sedangkan induk kalimat merupakan klausa inti
2.2. Unsur Kalimat
Stuktur kalimat dasar bahasa Indonesia sebenarnya sangat sederhana, yaitu hanya berstruktur subjek-predikat (S-P). Namun, struktur itu dapat dikembangkan menjadi (1) subjek-predikat-objek (S-P-O), (2) subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel), (3) subjek-prediket-objek-pelengkap (S-P-O-Pel), (4) subjek-predikat-keterangan (S-P-Ket), (5) subjek-predikat-objek-keterangan (S-P-O-K), dan (6) subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan (S-P-O-Pel-Ket). Subjek dan objek dalam bahasa Indonesia biasanya berupa verba, adjektiva, dan/atau nomina. Keterangan biasanya berupa frasa preposisi atau nomina temporal, sedangkan pelengkap menurut Lapoliwa (1990) dapat berupa nomina (frasa nomina) atau verba (frasa verba). Dalam pengertian ini, ciri bersistem dan lengkap sangatlah penting karena kehilangan kedua ciri itu akan meyebabkan rangkaian kata yang tersusun tidak memenuhi syarat sebuah kalimat. Rangkaian kata yang demikian tidak mendukung  gagasan, pikiran, atau perasaan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada orang lain.
2.2.1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
a.       Ayahku sedang melukis.
b.      Meja direktur besar.
c.       Yang berbaju batik dosen saya.
d.      Berjalan kaki menyehatkan badan.
e.       Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal merupakan subjek. Contoh subjek yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kaimat (a)-(b); Contoh subjek yang diisi oleh klausa terdapat pada kaimat (c); dan contoh subjek yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kaimat (d) dan (e).
2.2.2. Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu klaimat). Selain memberi tahu tindakan atau perbatan subjek, prediakat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri atau jati diri subjek. Ter,auA juga sebagai predikat dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki subjek. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
a.       Kuda meringkik.
b.      Ibu sedang tidur siang.
c.       Putrinya cantik jelita.
2.2.3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada umumnya diisi oleh nominal, frasa nominal atau klausa. Letak objek selalu di belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntuk wajib hadirnya objek seperti pada contoh di bawah ini:
a.       Mira menimang ...
b.      Arsitek merancang ...
2.2.4. Pelengkap
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat dan umumnya berada di belakang predikat yang berupa verba.Posisi seoerti itu juga ditempati oleh objek,dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga sama,yaitu dapat berupa nimona,frasa nominal atau klausa. Namun antara pelengkap dan objek terdapat perbedaan yaitu pelengkap tidak bisa dipindahkan kedepan menjadi subjek dalam kalimat pasif,dll.
2.2.5. Keterangan
 Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan subjek,predikat dan pelengkap.Posisinya bersifat manasuka.

2.3. Kesalahan Kalimat
Sebuah kalimat dikatakan benar jika dapat mendukung fungsinya sebagai alat komunikasi yang efektif. Maksudnya bahwa kalimat tersebut mampu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan gagasan secara jelas sehingga terungkap oleh pembaca sebagaimana yang diinginkan. Berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah data yang terkumpul diperoleh gambaran bahwa terdapat tiga bentuk kesalahan, yaitu (1) kesalahan kelengkapan kalimat, (2) kalimat partisipial dan (3) kalimat tidak logis. Jenis kesalahan tersebut diuraikan sebagai berikut.
2.3.1. Kesalahan Kelengkapan Kalimat
Kalimat  harus memiliki unsur-unsur yang lengkap sesuai dengan pola yang dipilih.menyarankan agar kelengkapan dapat terpenuhi, subjek kalimat harus ada, predikat harus jelas, objek kalimat harus disertakan jika predikatnya berupa kata kerja transitif, pelengkap juga harus disertakan, jika predikatnya berupa kata kerja yang menghendaki pelengkap, dan pemenggalan tidak dilakukan pada kalimat majemuk dengan tanpa mengubah strutrukturnya.
a.       Kasus 1
Di Jakarta atas mengadakan seminar penulisan karya ilmiah...
Bentuk salah:
Ø  Bagi Mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian pada bulan November harus mengikuti pembekalan...
Bentuk disunting:
Ø  Mahasiswa yang akan melakukan penelitian pada bulan November harus mengikuti pembekalan...
Penjelasan:
Ø  Sering kali ditemukan kalimat yang tidak bersubjek. Kalimat yang tidak bersubjek diawali oleh kata depan atau preposisi: kepada, dari, bagi, antara, ke, dalam, tentang, melalui, dll. Alternatif pembenahan yang lainnya adalah dengan mengubah verba aktif menjadi verba pasif. Beberapa kalimat berikut perlu sekali untuk diperhatikan oleh para penyunting bahasa dalam karang mengarang.
b.      Kasus 2
Lapangan yang dibangun dengan dana APBD
Bentuk salah:
Ø  Tahapan penyediaan data yang diawali dengan persetujuan Instrumen pengumpulan data, dan yang diteruskan dengan validasi Instrumen itu.
Bentuk disunting:
Ø  Tahapan penyediaan data yang diawali dengan persetujuan instrumen pengumpulan data, dan yang diteruskan tes validasi instrumen itu...
Penjelasan:
Ø  Di depan sudah disampaikan bahwa sebuah kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia harus memiliki subjek dan predikat yang jelas, yang tidak kabur sifatnya. Kalau dibagian depan dikatakan bahwa subjek kalimat akan menjadi tidak jelas kalau diambil oleh kata depan atau preposisi.
c.       Kasus 3
Penjelasan Mereka itu dia tidak mengerti.
Bentuk salah:
Ø  Penjelasan mereka itu dia tidak mengerti.
Ø  Lokasi penelitian itulah mereka mendapatkan data untuk dianalisis.
Bentuk disunting:
Ø  Dia tidak mengerti penjelasan mereka itu.
Ø  Di lokasi penelitian itulah mereka mendapatkan data untuk dianalisis.
Penjelasan:
Ø  Tidak boleh menggunakan subjek yang ganda. Dalam satu kalimat sederhana, harus ditemukan satu subjek atau dua predikat saja. Dalam kalimat di atas, tampak jelas sekali bahwa unsur penjelasan mereka itu dan unsur saya, sama-sama merupakan subjek.
d.      Kasus 4
Sejak dari dulu...
Bentuk salah:
Ø  Sejak dari dulu ia tidak dapat menuntaskan karya itu.
Ø  Merupakan acara yang terakhir adalah pengumuman para pemenang dan penerimaan hadiah
Bentuk disunting:
Ø  Sejak dulu ia tidak dapat menuntaskan karya itu.
Ø  Acara yang terakhir adalah pengumuman para pemenang dan penerimaan hadiah.
Penjelasan:
Ø  Kalimat dalam bahasa indonesia yang efektif tidak memperkenalkan penggunaan sekaligus dua kata yang mengandung makna sama. Jadi, bentuk ‘seperti, misalnya’, ‘adalah, merupakan’. Pemakaian bentuk kebahasaan yang demikian harus benar0benar diperhatikan oleh para penyunting bahasa.
e.       Kasus 5
Dilihat sekilas dari cara analisisnya...
Bentuk Salah:
Ø  Mendengar berita itu, ketua peneliti segera berangkat ke lapangan membantu menyelamatkan para pengumpul data yang terkena musibah.
Bentuk disunting:
Ø  Setelah mendengar berita itu, ketua peneliti segera berangkat ke lapangan membantu menyelamtkan para pengumpul data yang terkena musibah.
Penjelasan:
Ø  Penghilangan konjungsi atau kata penghubung subordinatif (penghubung dua unsur kalimat) pada anak kalimat, akhir-akhir ini banyak ditemukan dalam penulisan resmi maupun penulisan tidak resmi.
f.       Kasus 6
Walaupun pelaksanaan itu penelitian diperpanjang tiga bukan, tetapi...
Bentuk salah:
Ø  Walaupun semalam dia menyelesaikan penyusunan laporan penelitian sampai larut malam, tetapi pagi ini dia tetap berkantor.
Ø  Meskipun hukuman itu berat, tetapi dia tetap tegar menghadapinya.
Bentuk disunting:
Ø  Walaupun semalam dia menyelesaikan penyusunan laporanpenelitian sampai larut malam, pagi ini dia tetap berkantor.
Ø  Meskipun hukuman itu berat, dia tetap tegar menghadapinya.
Penjelasan:
Ø  Kadang tidak disadari bahwa orang memilih padanan kata yang tidak sepadan atau tidak serasi. Ketidakserasian itu terjadi, misalnya saja, karena terdapat dua kaidah bahasa yang bersilang dan bergabung dalam satu kalimat. Bentuk ‘meskipun...tetapi’, ‘meskipun...namun’, pada kalimat adalah contoh dari konstruksi kebahasaan yang demikian itu.
g.      Kasus 7
Saya ingin laporkan bahwa hasil penelitian ini...
Bentuk salah:
Ø  Laporan itu Anda dapat kerjakan setiap saat.
Ø  Saya ingin laporkan bahwa hasil penelitian ini...
Ø  Kamu sudah periksa laporan uang disampaikan kemarin?
Bentuk disunting:
Ø  Laporan itu dapat Anda kerjakan setiap saat.
Ø  Ingin saya laporkan bahwa hasil penelitian ini...
Ø  Sudah kamu periksa laporan yang disampaikan kemarin?
Penjelasan:
Ø  Beberapa kalimat di atas disusun dalam konstruksi pasif persona. Konstruksi kalimat pasif yang pelakunya adalah kata ganti orang. Jika konstruksi kalimat demikian ini yang digunakan, urutan predikatnya harus dibuat dengan benar-benar cermat.
h.      Kasus 8
Harga padi kering giling harus dibekukan atau kenaikan secara bertahap.
Bentuk salah:
Ø  Harga padi kering giling harus dibekukan atau kenaikan secara bertahap
Ø  Tahapan penelitian itu adalah mengumpulkan data, sumber data yang jelas, pembahasaan data, dan laporan hasil penelitian.
Bentuk disunting:
Ø  Harga padi kering giling harus dibekukan atau dinaikkan secara bertahap.
Ø  Tahapan penelitian itu adalah pengumpulan data, penentuan sumber data, dan penyusunan laporan hasil penelitian.
Penjelasan:
Ø  Para penyunting bahasa harus benar-benar cermat memperhatikan, apabila di dalam sebuah kalimat terdapat unsur-unsur kebahasaan yang diperinci, perincian tersebut harus dibuat sejajar atau paralel. Jadi, jika unsur pertama berupa kata benda, unsur kedua dan ketiga semuanya hatus nomina atau kata benda.
i.        Kasus 9
Mereka sedang membicarakan tentang kenaikan gaji pegawai.
Bentuk salah:
Ø  Mereka sedang membicarakan tentang kenaikan gaji.
Ø  Para pemimpin perusahaan itu sedang memikirkan kehendak daripada para karyawan yang menuntut gaji.
Ø  Kami mengharapkan atas kehadiran Saudara pada rapat nanti.
Bentuk disunting:
Ø  Mereka sedang membicarakan kenaikan gaji pegawai.
Ø  Para pemimpin perusahaan itu sedang memikirkan kehendak para karyawan yang menuntut gaji.
Ø  Kami mengharapkan kehadiran Saudara pada rapat nanti.
Penjelasan:
Ø  Konstruksi bahasa yang benar menegaskan bahwa dalam kalimat aktif transitif, yakni kalimat yang verba atau kata kerjanya menuntut kehadiran objek, tidak memerlukan preposisi atau kata depan yang mendahului objek benda itu.
j.        Kasus 10
Kendala lapangan harus dapat diatasi kita.
Bentuk salah:
Ø  Silakan Saudara klarifikasi dulu oleh saudara sebelum data ini disiapkan  untuk dianalisis.
Ø  Kami mohon maaf laporan penelitian belum dapat dikerahkan karena masih ada beberapa hal yang akan dipertimbangkan lagi oleh kita.
Bentuk disunting:
Ø  Silakan Saudara klarifikasi dahulu sebelum data ini disiapkan untuk dianalisis.
Ø  Kami mohon maaf laporan penelitian belum dapat dikerahkan karena masih ada bebrapa hal yang akan kita pertimbangkan lagi.
Penjelasan:
Ø  Konstruksi kebahasaan ditunjukkan di atas, merupakan konstruksi yang sudah terpengaruh konstruksi bahasa-bahasa daerah. Tentu saja, konstruksi kebahasaan yang demikian itu tidak dapat dianggap benar, karena kaida-kaidah dalam bahasa Indonesia tidak dapat dianggap selalu sama dengan kaidah-kaidah dalam bahasa daerah.
k.      Kasus 11
Hasil temuan itu harus peneliti laporkan pada...
Bentuk salah:
Ø  Kejanggalan itu sudah Kunjana sampaikan kepada yang berkepentingan.
Ø  Hasil penelitian akhir akan Amir serahkan minggu depan.
Ø  Pertimbangan terakhir akan direktur jelaskan di hadapan Senat Akademi.
Bentuk disunting:
Ø  Kejanggalan itu sudah disampaikan oleh Kunjana kepada yang berkepentingan.
Ø  Hasil penelitian akhir akan diserahkan oleh Amir minggu depan.
Ø  Pertimbangan terakhir akan dijelaskan oleh direktur di hadapan Senat Akademi.
Penjelasan:
Ø  Pemakaian bentuk pasif persona seperti ‘laporan sudah saya serahkan’ atau ‘laporan sudah kami terima’ sering dianalogikan pada kalimat seperti yang ditunjukkan dalam contoh di atas. Kata ganti persona seperti ‘saya, Anda, mereka, kita’ menjadi pelaku di dalam kalimat itu adalah nama diri seseorang, bukan kata ganti misalnya ‘Kunjana, Amir, Peneliti.
l.        Kasus 12
Menurut Rahardi (2008: 45-47) menyatakan bahwa...
Bentuk salah:
Ø  Menurut Rahardi (2008: 45-47) menyatakan bahwa penelitian ini harus dilanjutkan dengan penelitian yang berancangan berbeda supaya tuntas.
Bentuk disunting:
Ø  Menurut Rahardi (2008: 45-47) penelitian ini harus dilanjutkan dengan penelitian yang berancangan berbeda supaya tuntas.
Atau
Ø  Menurut Rahardi (2008: 45-47) menyatakan bahwa penelitian ini harus dilanjutkan dengan penelitian yang berancangan berbeda supaya tuntas.
Penjelasan:
Ø  Bentuk kebahasaan seperti yang ditunjukkan di atas sangat sering terjadi di dalam penulisan karya ilmiah, karang-mengarang, atau tulis-menulis. Penyuntingan yang paling sederhana adalah menghilangkan bentuk ‘menurut’ yang berada di subjek kalimat. Keberadaan ‘menurut’ di depan subjek menjadikan kalimat kehilangan subjeknya.
m.    Kasus 13
Seperti diketahui bahwa penelitian ini adalah...
Bentuk salah:
Ø  Seperti diketahui, bahwa penelitian kebahasaan ini adalah penelitian yang menerapkan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Bentuk disunting:
Ø  Seperti diketahui, penelitian kebahasaan ini adalah penelitian yang menerapkan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Penjelasan:
Ø  Kebanyakan orang menyangka bahwa pembenahan kalimat efektif yang disampaikan di atas itu sangat sederhana. Kurangnya memperhatikan kalimat yang demikian ini karena menganggap terlalu sederhana, yang harus diperhatikan adalah tanda baca (, dan .) karena kalimat itu mengandung keterangan kalimat yang tidak boleh ditempatkan kata bahwa.








BAB III
SIMPULAN
1.1.        Kesimpulan
Kesatuan kalimat dalam bahasa tulis dimulai dari penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan diakhiri dengan pengunaan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya pada akhir kalimat.
Stuktur kalimat dasar bahasa Indonesia sebenarnya sangat sederhana, yaitu hanya berstruktur subjek-predikat (S-P). Namun, struktur itu dapat dikembangkan menjadi (1) subjek-predikat-objek (S-P-O), (2) subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel), (3) subjek-prediket-objek-pelengkap (S-P-O-Pel), (4) subjek-predikat-keterangan (S-P-Ket), (5) subjek-predikat-objek-keterangan (S-P-O-K), dan (6) subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan (S-P-O-Pel-Ket). Subjek dan objek dalam bahasa Indonesia biasanya berupa verba, adjektiva, dan/atau nomina. Keterangan biasanya berupa frasa preposisi atau nomina temporal, sedangkan pelengkap menurut Lapoliwa (1990) dapat berupa nomina (frasa nomina) atau verba (frasa verba).
Terdapat tiga belas bentuk kesalahan, di antaranya kesalahan kelengkapan kalimat yang meliputi kalimat tak bersubjek, tak berobjek dan tak berpredikat,  kalimat tidak logis dan kalimat partisipial.
















BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Diunggah dari Semua, Salam. 2011. http://salamsemua1990.blogspot.co.id/

Rahardi, Kunjana. (2009). Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang.Jakarta: PT. Gelora Akumura Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar