MAKALAH MATA KULIAH
PENYUNTINGAN
DENGAN JUDUL KAIDAH
KATA DAN TANDA BACA
Dosen
Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.
Oleh
Yuliana
Rahmah (NIM, A1B113218)
Crisna
Yoga Pratama (NIM, A1B113228)
Yuni
Nur Amaliah (NIM, A1B113074)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANJARMASIN
2016
BAB II
PEMBAHASAN
Kaidah Penulisan Kata
A.
Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu
kesatuan.
Misalnya: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata turunan
a.
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan serangkaian kata
dasarnya.
Misalnya: bergeletar, dikelola, menengok,
mempermainkan
b.
Jika kata dasar berupa gabungan kata, maka awalan dan akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: luaskan
c.
Jika kata dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan,
dilipatgandakan, penghancurleburkan
d.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkaian.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota,
anumerta, audiogram
C. Bentuk ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, gerak-gerik
D. Gabungan kata
Gabungan kata yang lazin disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, orang tua, kambing hitam
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang
mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung
untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya: alat pandang-dengar
Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali, matahari, manasuka
E. Kata ganti ku, kau, mu,
dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya,
tersimpan di perpustakaan.
F. Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya: bermalam sajalah di sini.
Ke mana saja ia selama ini?
Ia datang dari surabaya kemarin
G. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya: sangkancil sangat marah kepada monyet
itu.
surat itu dikirim oleh si pengirimnya.
H. Partikel
Paratikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’
ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya: …per 1 April.
I. Singkatan dan akronim
1.
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
a.
Singkatan nama orang orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya:A.S. Kramawijaya
b.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misanya: DPR
c.
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik. Misalnya: dll.
d.
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik. Misalnya: Cu, TNT, Rp
2.
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.
a.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI, LAN, IKIP
b.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital Misalnya: Akabri,
Bappenas
c.
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil. Misalnya: pemilu, radar, rapim
Kaidah Penulisan Tanda Baca
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Contoh:
- Irwan S. Gatot
- George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Dwiki Halla
Contoh: Dwiki Halla
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan.
Contoh:
Contoh:
- Dr. (doktor)
- S.E. (sarjana ekonomi)
- Kol. (kolonel)
- Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya
dipakai satu tanda titik.
Contoh:
Contoh:
- dll. (dan lain-lain)
- dsb. (dan sebagainya)
- tgl. (tanggal)
- hlm. (halaman)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Contoh:
- Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
- 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Contoh:
- Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
- Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
Contoh:
- DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
- SMA (Sekolah Menengah Atas)
- PT (Perseroan Terbatas)
- WHO (World Health Organization)
- UUD (Undang-Undang Dasar)
- SIM (Surat Izin Mengemudi)
- Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
- rapim (rapat pimpinan)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia,
satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
contoh:
- Cu (tembaga)
- 52 cm
- l (liter)
- Rp350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan
kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
contoh:
- Latar Belakang Pembentukan
- Sistem Acara
- Lihat Pula
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
- Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Contoh:
Contoh:
- Oleh karena itu, kamu harus datang.
- Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah,
aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
contoh:
- O, begitu.
- Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Contoh:
- Medan, 18 Juni 1984
- Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
Contoh:
- 33,5 m
- Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Contoh:
- Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
- Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Axel
Wakil Ketua : Putri
Sekretaris : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara : Tio
Wakil bendahara : Dikel
Contoh:
Ketua : Axel
Wakil Ketua : Putri
Sekretaris : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara : Tio
Wakil bendahara : Dikel
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul
dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian
itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh:
Contoh:
- p-e-n-g-u-r-u-s
- 8-4-1973
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
Bandingkan:
- ber-evolusi dengan be-revolusi
- dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
- Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c)
angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
Contoh:
- se-Indonesia
- hadiah ke-2
- tahun 50-an
- ber-SMA
- KTP-nya nomor 11111
- sinar-X
- Menteri-Sekretaris Negara
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
Contoh:
- di-charter
- pen-tackle-an
6. Tanda hubung digunakan menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian baris. Contoh:
- Ayahku bekerja di rumah sa-
kit.
- Guru itu sedang me-
nulis di depan kelas.
Tanda Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau
tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti
'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
Contoh:
- 1919–1921
- Medan–Jakarta
- 10–13 Desember 1999
2b. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari
dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
Contoh:
- dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
- antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
- −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya
untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai
akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Contoh:
- Kapan ia berangkat?
- Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Contoh:
- Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Contoh:
- Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
- Bersihkan meja itu sekarang juga!
- Sampai hati ia membuang anaknya!
- Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam
kutipan atau transkripsi drama.
Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Contoh:
- Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
- Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam
teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Contoh:
- Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
- Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang
berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
- Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di
dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Contoh:
- "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Contoh:
- Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
- Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
- Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Contoh:
- Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
- Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada
ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Contoh:
- Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
- Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Contoh:
- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
- "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
Contoh: feed-back 'balikan'
Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
Contoh:
- No. 7/PK/1973
- Jalan Kramat III/10
- tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per
atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
Contoh:
- harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
- kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
- 7/8 atau 7⁄8
- xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda
aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
Contoh: .
Contoh: .
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata
atau.
Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Contoh:
Contoh:
- Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
- Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
- 1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
DAFTAR RUJUKAN
Alwi, Hasan. Dkk. 2000, pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar