Rabu, 25 Mei 2016

PENYUNTINGAN PADA SURAT KABAR BANJARMASIN POST (Kelompok 13)

PENYUNTINGAN PADA SURAT KABAR BANJARMASIN POST


Tugas Mata Kuliah Penyuntingan

Dosen
Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.

Oleh Kelompok 13

Siti Noorjanah A1B113084
Asri Stya Wiranda A1B113061
M Elfan Algifari A1B113076




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DANSASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016



1.      Hakikat Penyuntingan
                  Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting melahirkan bentuk turunan menyunting (kata kerja), penyunting (kata benda), dan peyuntingan (kata benda).
Kata menyunting bermakna (1) mempersiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi istematika penyajiannya, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat); mengedit; (2) merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah); (3) menyusun dan merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali (KBBI, 2001 : 1106)
Orang yang melakukan pekerjaan menyunting disebut penyunting, yaitu orang yang bertugas menyiapkan naskah (KBBI, 2001:1106). Selanjutnya kata penyunting bermakna proses, cara, perbuatan sunting-menyunting; segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan menyunting; pengeditan. Dengan demikian, penyuntingan naskah adalah pross, cara, perbuatan menyunting naskah
Berdasarkan perkembangan bahasa Indonesia akhir-akhir ini, istilah penyuntingan disepadankan dengan kata inggris “ editor “ atau “ redaktur . Kata yang pertama diturunkan dari bahasa latin “ editor, edi “ yang berarti menghasilkan atau mengeluarkan ke depan umum. Adapun kata yang ke dua juga dijabarkan dari perkataan latin “ redigore “ yang bermakna membawa kembali lagi. Kedua perkataan inggris tadi kemudian berkembang menjadi berarti, menyiapkan, menyeleksi dan dan menyesuaikan naskah orang lain untuk penerbitan, dengan catatan bahwa istilah editor lebih sering dipergunakan orang. Dengan demikian istilah penyuntingan yang kini di populerkan di Indonesia merupakan istilah yang di selangkan dengan istilah redaksi. Istilah yang terakhir ini sebelumnya lebih sering di pakai orang berdasarkan hasil serapannya dari bahasa belanda “ Redactic”
Konotasi yang berkembang di Indonesia lebih mengaitkan istilah redaksi pada surat kabar dan majalah berkala. Istilah ini sulit diterima untuk kegiatan seperti mempersiapkan buku buat penerbitan, atau pemeriksaan tugas tesis mahasiswa sebelum diuji. Perkataan pnyuntingan yang bari digali dari kosakata pribumi itu dianggap lebih neutral untuk memenuhi berbagai keperluan yang maksudnya semakin luas. Oleh karena itu, penyuntingan dapat didefenisikan sebagai orang yang mengatur, memperbaiki, merevisi, mengubah isi dan gaya naskah orang lain, serta menyesuaikan dengan suatu pola yang dilakukan untuk kemudian membawanya ke depan umum dalam bentuk terbitan.
Pekerjaan penyuntingan karya ilmiah untuk diterbitkan bukanlah pekerjaan yang ringan sehingga tidak dapat dijadikan kegiatan sampingan. Namu , sudah bukan rahasia lagi bahwa penyuntingan berkala tidak pula pekerjaan berat. Pada pihak lain penyuntingan menuntut banyak dari seseorang, sebab disamping itu secara sempurna menguasai bidang. Umumya ia harus mempunyai kesempurnaan bahasa yang tinggi. Selanjutnya ia pun perlu memahami gaya penyuntingan dan proses penerbitan ataupun redaksi penernbitan karya termaksud. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi fungsinya dengan baik seorang penyunting haruslah mempunyai modal waktu, kemauan, kemampuan, dsiplin kerja serta pemahan teori.
Karena pentingnya fungsi penyunting sebagai penghubung, haruslah tersedia saluran akrab dan terbuka diantara penulis-penyunting-pembaca. Semuanya harus satu nada, satu irama, dan satu gelombang. Keselarasan tersebut akan sangat menentukan keteraturan isi karya yang disusun oleh penulis, kemudian diolah penyunting dan dikeluarkan penerbit serta akhirnya di telaah pembaca. Pengaturan dan penyelarasan semua parameter tadi berada di tangan penyunting yang kemudian menghasilkan berbagai kategori terbitan berkala.
Menjadi hak penyunting untuk menggariskan dalam menentukan tingkat keteknisan berkala yang diasuhnya. Begitu pula para penyuntinglah yang memutuskan bentuk penampilan majalah, besar ukuran kertas, tata letak dan perwajahan, serta tebal atau jumlah halaman per nomor atau per jilid. Dalam mengeluarkan petunjuk pada calon penyumbang naskah, para penyunting majalah bermaksud telah memformulasikan gaya selingkung yang mutlak harus diisi demi kekosistenannya. Tetapi, begitu pola ditetapkan, menjadi kewajiban penyunting pula untuk menjaga kemantapan semua yang telah digariskan tadi.
Penyuntingan bermaksud mengenal pasti masalah yang terdapat dalam taipskrip dan menyelesaikannya. Penyuntingan melibatkan tugas-tugas menulis semula, menyusun semula, melengkapkan, membaiki dan menyelaraskan taipskrip bagi mengawal dan meningkatkan mutunya untuk tujuan penerbitan.
Untuk bisa menjadi seorang editor atau penyunting yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh penyunting. Syarat-syarat tersebut sebagai berikut.
1.      Editor hendaklah mempunyai kelayakan dan pengetahuan dalam bidang yang dinilai.
2.      Mempunyai waktu yang cukup untuk menilai taipskrip dalam tempoh yang ditentukan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka.
3.      Bertanggungjawab terhadap laporan penilaiannya.

2.      Tujuan Penyuntingan
            Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai berikut.
·      Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak.
·      Untuk memastikan isi dan fakta taipskrip berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak bercanggah atau menyalahi agama, undang-undang, etika dan norma masyarakat.
·      Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik.
·     Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik minat pembaca.
·     Menonjolkan identiti penerbit dengan memastikan e-buku itu menepati gaya penerbitan penerbit.





















Data didapat dari surat kabar Banjarmasin Post edisi Senin, 16 Mei 2016 pada halaman 1 dan halaman 14











Kolom Penyuntingan

No
Paragraf
Kalimat ke-
Kalimat asal
Kalimat yang benar
Keterangan
1
2
2
...Terlebih jika calon mahasiswa masuk melalui jalur mandiri, orang tua harus siap-siap merogoh kocek dalam-dalam.
...Terlebih jika calon mahasiswa masuk melalui jalur mandiri, orang tua harus menyiapkan dana yang besar....
Kata merogoh kocek diganti dengan harus menyiapkan dana yang besar
2
3
2
...putranya ingin kuliah di fakultas elit, Fakultas Kedokteran.
...puteranya ingin kuliah di fakultas elit, Fakultas Kedokteran.
“kesalahan pada penulisan “putra”, seharusnya “putera”
3
5
1
Saat ini, di rektorat ULM penentuan biaya kuliah masih alot dalam pembicaraan.
Saat ini, di Rektorat ULM penentuan biaya kuliah masih alot dalam pembicaraan.
Penulisan rektorat seharusnya menggunakan huruf kapital
4
8
1
Era 1990-an, SNMPTN disebut jalur penelusuran minat dan bakat (PMDK).
Di era 1990-an, SNMPTN disebut jalur penelusuran minat dan bakat (PMDK).
Penambahan kata “di” pada kata Era
5
8
3
Adapun untuk formuulir UKT dan lembar isian data dukung diisi dan dilengkapi secara online...
Adapun untuk formuulir UKT dan lembar isian data yang mendukung dilengkapi secara online...
Kata “online” seharusnya dicetak miring
6
8
3
...mulai 10 Mei sampai 17 Mei 2016 melalui laman http://ukt.ULM.ac.id.
...mulai 10 Mei sampai 17 Mei 2016 melalui situs http://ukt.ULM.ac.id
Laman termasuk bahasa melayu
7
10
1
Pernyataan rektor itu tentu menarik...
Pernyataan Rektor itu tentu menarik...



8

12
2
Tak terkecuali ULM. Perhitungan secara subsidi silang.
Tak terkecuali ULM dengan Perhitungan secara subsidi silang.
Kalimat efektif tanda baca “dengan” sebagai tanda hubung
9

13
3
...dikelompokkan pada lelompok III....
...dikelompokkan pada kelompok III....
Kesalahan penulisan

10



15



1





...untuk kedokteran dan kedokteran gigi Rp 3 juta sampai 14-15 juta,

....untuk kedokteran dan kedokteran gigi 3 sampai 15 juta rupiah,





Pemborosan kata “sampai”





11

16

1

...kebijakannya harus lebih rendah dari dari Fakultas Kedokteran di Jawa.

...kebijakannya harus lebih rendah dari Fakultas Kedokteran di Jawa.

Pemborosan kata dari
12
17
1
Dia mengklaim masih’murah’ dibanding universitas negeri lainnya.
Dia mengklaim masih’murah’ dibanding Universitas Negeri lainnya.
Penulisan ” Universitas Negeri” ditulis huruf kecil
13
18 dan 28
2 dan 1
...Sesuai penghasilan orangtua....
...Sesuai penghasilan orang tua....
Kata orang tua seharusnya dipisah tidak digabung
14



19


1



Tetapi untuk Mandiri sesuai pilihan mahasiswa...



Tetapi untuk mandiri sesuai pilihan mahasiswa...



Kata mandiri ditulis kata kapital diganti menjadi huruf kecil
15
21
1
Dr drg Rosihan Adhani...
Dr. drg. Rosihan Adhani...
Kesalahan dalam penulisan nama (gelar)
16
22
1
Mungkin yang dimaksud, sebut dia,
Mungkin yang dimaksud oleh Rosihan,
Kalimat kurang efektif
17
25
1
Bagi mahasiswa yang ambil jalur mandiri, mahasiswa baru ambil UKT di level 6 tadi.
Bagi mahasiswa yang  memilih jalur mandiri, mahasiswa baru ambil UKT di level 6 tadi.
Kalimat kurang efektif


Rabu, 18 Mei 2016

MEMAHAMI IHWAL PARAGRAF SEBAGAI PERANTI MENYUNTING NASKAH (Kelompok 11)



MEMAHAMI IHWAL PARAGRAF SEBAGAI PERANTI MENYUNTING NASKAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH  PENYUNTINGAN
 Dosen : Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.



OLEH  KELOMPOK 11:
MUHAMMAD YUSUF NUR AKBAR (A1B113215)
EVA YULINDA SARI (A1B113234)
RENNY HERAWATI (A1B113205)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
2016


MEMAHAMI IHWAL PARAGRAF SEBAGAI PERANTI MENYUNTING NASKAH
1.1 Ihwal Paragraf
            Pengertian paragraf secara visual paragraf atau alenia dibagi menjadi dua hal:
1. Baris pertama ditulis/diketik menjorok kedalam sebanyak lima ketukan dari marjin kiri
2. Selalu diawali dari baris baru.
Jadi paragraf merupakan bagian karangan tulis yang merupakan satu kesatuan pikiran, ide, dan gagasan. Adapaun kesatuan pikiran/ide/gagasan  yang dilisankan disebut paratone. Jadi paratone dan paragraf sesungguhnya merujuk pada hal yang sama yakni kesatuan pengungkapan pikiran, ide dan gagasan.
Setiap paragraf dan paratone dikendalikan oleh satu ide pokok. Ide pokok harus dikemas sebuah kalimat, yakni kalimat topic dan kalimat utama. Dari kalimat topik/kalimat utama kalimat penjelas itu dituliskan secara terperinci.
Frank Chaplen (dalam Rosihan anwar.2004) mengatakan bahwa paragraf yang baik ialah paragraf yang memungkinkan pembaca memahami kesatuan informal yang terkandung didalamnya. Paragraf juga dapat dikatakan baik apabila pokok yang mengendalikan paragraf itu sudah sepenuhnya dekembangkan dan tuntas diuraikan. Jadi paragraf yang baik itu tidak boleh menyisakan serpihan  gagasan yang terkandung di dalam ide pokok paragraf itu. Misalnya saja kalu ide pokoknya tentang “tiga sebab kemiskinan maka paragraf itu harus tuntas menguraikan ketiga sebab tersebut. Kalau hanya satu sebab atau dua sebab yang dijabarkan, paragraf tersebut jelas bukan merupakan yang baik.
Paragraf dibawah ini merupakan contoh paragraf yang baik karena sejalan dengan definisi paragraf dan pemahaman yang disampaikan diatas.
Contoh :
Penelitian kompetensi korespondensi dalam bahasa Inggris bisnis korespondensi bahasa Inggris social dan korespondensi bahasa Inggris legal ini dilakukan atas tiga dasar berikut. (1) penelitian kompetensi korespondensi bahasa Inggris yang tepat akan menghasilkan luaran penelitian yang tepat pula. Luaran penelitian yang tepat demikian itu pasti dapat digunakan sebagai pijakan dasar dalam menyusun buku ajar yang berbobot, berkualitas, dan benar-benar sejalan dengan tuntutan kompetensi dan kebutuhan dunia kerja yang dibutuhkan oleh para pengguna jasa. (2) penelitian kompetensi korespondensi bahasa Inggris yang tepat juga harus dapat memberikan gambaran yang tepat tetang kompetensi mahasiswa dalam berkorespondensi bahasa Inggris yang tepat pula termasuk didalamnya, mampu mengidentifikasi masalah-masalah kebahasaan dan kendala-kendala luar kebahasaan yang selama ini sangat berpengaruh terhadap kompetensi korespondensi bahasa Inggris mahasiswa. (3) gambaran kompetensi yang dibutuhkan dan dituntut oleh para pengguna jasa dan oleh dunia kerja, dan parian kompetensi yang tepat ihwal kendala-kendala kebahasaan dan luar kebahasaan yang di alami oleh para mahasiswa, dapat dijadikan pijakan dasar dalam menyusun buku ajar yang memenuhi kebutuhan dan tuntutan kompetensi secara tepat.
Akan tetapi jika paragraf diubah konstruksinya menjadi seperti paragraf berikut ini kita harus mengatakan bahwa paragraf itu tidak benar.
Contoh :
Penelitian kompetensi korespondensi dalam bahasa Inggris bisnis korespondensi bahasa Inggris social dan korespondensi bahasa Inggris legal ini dilakukan atas tiga dasar berikut. (1) penelitian kompetensi korespondensi bahasa Inggris yang tepat akan menghasilkan luaran penelitian yang tepat pula. Luaran penelitian yang tepat demikian itu pasti dapat digunakan sebagai pijakan dasar dalam menyusun buku ajar yang berbobot, berkualitas, dan benar-benar sejalan dengan tuntutan kompetensi dan kebutuhan dunia kerja yang dibutuhkan oleh para pengguna jasa
1.2. Unsur- Unsur Paragraf
Seperti halnya bahasa pada umumnya yang memiliki unsur-unsur lahiriah (kalimat, frasa, kata dll) dan non lahiriah (makna atau maksud), paragraf juga memiliki unsur-unsur itu. Unsur lahiriah paragraf juga berupa kalimat, frasa, kata dll; sedangkan unsur non lahiriah paragraf berupa makna atau maksud penulis yang dikandung di dalam keseluruhan jiwa paragraf itu. Secara lahiriah khususnya, paragraf non naratif, lazimnya paragraf tersusun dari (1) kalimat topik atau kalimat utama; (2) kalimat epngembang atau kalimat penjelas; (3) kalimat penegas; (4) kata transisi. Dalam paragraf naratif, ide pokok paragraf tersebar di dalam keseluruhan kalimat yang membangun paragraf tersebut. Jadi paragraf naratif tidak selalu harus mengikuti ciri-ciri lahiriah paragraf seperti disebutkan itu. Unsur-unsur lahiriah paragraf haruslah padu; unsur non lahiriah paragraf juga harus satu. Kepaduan lahiriah disebut koherensi; kesatuan non lahiriah paragraf disebut kohesi.
Berkaitan dengan unsur-unsur paragraf seperti ditunjukkan di depan, silahkan cermati cuplikan paragraf sebuah karya ilmiah yang disusun sendiri oleh penulis. Coba lihat apakah memang jelas ide pokok dan kalimat utama atau kalimat topiknya. Demikian pula apakah kalimat mayor dan minornya disampaikan dengan jelas.
Contoh :
Facebook telah manjadi teman dekat bagi anak muda sekarang. Mulai dari bangun pagi sampai tidur terus pasti tidak lepas untuk menyempatkan diri untuk meng-update status. Mengobrol bersama teman lain di Facebook juga merupakan kegemaran mereka di kala sedang jenuh. Facebook menjadi sarang berita terbaru, mencari teman, sampai ada juga yang mencari jodoh. Facebook memang benar-benar menjadi teman dekat bagi anak muda.
1.3. Struktur Paragraf
Paragraf non naratif, seperti juga paragraf-paragraf dalam karya ilmiah, dapat disusun dengan kemungkinan-kemungkinan berikut. (1) struktur 1, 2, 3, 4; (2) struktur 1, 2, 3; (3) struktur 1, 2; (4) struktur 2, 1; (5) struktur 2, 4, 1; (6) struktur 1, 4, 2, 3; (7) struktur 2, 3, 4, 1. Jadi kalimat topik/atau kalimat utama paragraf hanya dimungkinkan muncul di depan sendiri, atau sebaliknya di bagian belakang sendiri.Di dalam referensi lain, ada juga jenis paragraf yang kalimat topik atau kalimat utamanya diletakkan baik dibagian awal awal maupun di bagian akhir paragraf. Paragraf yang demikian itu dinamakan paragraf abduktif.
1.4. Tekhnik penerapan paragraf
1) Paragraf deskriptif
Paragraf jenis ini disebut juga paragraf lukisan yakni melukiskan atau menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Contoh paragraf deskriptif berikut ini silahkan dicermati. Coba perhatikan apa ketentuan yang harus di penuhi dalam paragraf deskriptif.
Contoh :
Jika anda sedang berada di kota Nganjuk di provinsi Jawa Timur tidak akan pernah lengkap tanpa rasanya jika tidak mencoba mengunjungi salah satu obyek wisata terkenal di kota tersebut yaitu, Air Terjun Sedudo. Air Terjun Sedudo merupakan sebuah obyek wisata yang terletak di kaki gunung Wilis yang megah. Air terjun dengan ketinggian mencapai 1.438 meter di atas batas permukaan air laut tersebut, merupakan destinasi wisata keluarga dan juga out bond yang sangat menarik untuk dikunjungi. Pemandangan alam sekitar yang masih sangat hijau juga merupakan suguhan spesial disamping derasnya air bening meluncur dari celah diatas lereng gunung. Terdapat sungai kecil yang mengalir dibawah air terjun tersebut, airnya yang jernih pastinya akan sangat menggoda para pelancong untuk segera merasakan masuk dan merasakan dingin dan segarnya air pegunungan.
2) Paragraf ekspositoris
Paragraf ini disebut juga paragraf paparan. Tujuannya adalah untuk menampilkan atau memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan. Penyajiannya tertuju pada satu unsur dari objek itu saja, dan tekhnik pengembangannya dapat menggunakan analisis kronologis maupun analisis keuangan. Contoh paragraf ekspositoris adalah sebagai berikut.
Contoh :
Menaruh hand phone di tempat tidur sangatlah berbahaya. Banyak dampak – dampak buruk yang dapat ditimbulkan karena Hand phone akan mengeluarkan sinar radiasi yang akan mengenai otak kita. Sinar radiasi ini akan mengakibatkan kanker pada otak karena sinar tersebut akan memacu pertumbuhan sel – sel kanker di otak. Selain mengenai otak, radiasi tersebut bisa mengenai bagian lain seperti tubuh, perut, dan pinggul. Sama halnya dengan yang terjadi pada otak, sinar radiasi akan memacu sel – sel kanker untuk tumbuh. Jika mengenai bagian tubuh, maka akan mengakibatkan kanker paru – paru, dan jantung. Jika yang terkena bagian perut, maka ada kemungkinan timbul kanker hati. Jika yang terkena bagian panggul, akan mengakibatkan kanker prostat, dan lain – lain. Tak hanya membahayakan kesehatan, menaruh hand phone di tempat tidur juga bisa menimbulkan cedera pada tubuh karena bagian kerasnya bisa membentur tubuh kita saat kita tertidur. Demikianlah dampak – dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan buruk ini.
3) Paragraf argumentatif
Pragraf ini sering juga disebut paragraf persuasif. Tujuannya adalah untuk membujuk dan meyakinkan pembaca tentang arti penting dari objek tertentu yand dijelaskan dalam paragraf itu. Untuk lebih jelasnya simaklah contoh paragraf berikut ini.
Contoh :
Saat ini sampah berserakan di mana-mana. Hal ini bisa kita lihat di sekeliling kita. Sampah-sampah tersebut biasanya berasal dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan malas membuang sampah pada tempatnya. Sampah-sampah yang berkumpul itu menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mencemarkan udara. Selain itu, tumpukan sampah tersebut menjadi sarang berbagai macam penyakit yang sangat berbahaya. Sumber penyakit tersebut akan terbawa dengan udara sehingga akan terhirup oleh kita. Akibatnya, kita akan menjadi sakit dan tentunya juga akan menular kepada orang lain yang menghirup udara yang sama tersebut.
4) Paragraf Naratif
Paragraf naratif berkaitan sangat ert dengan penceritaan atau pendongengan dari sesuatu. Paragraf naratif banyak ditemukan dalam cerita pendek, novel, hikayat dll. Tujuan utamanya adalah untuk menghibur para pembaca, kadangkala membawa pembaca dan berpetualang bersama dengan apa yang dinarasikan.
Silahkan cermati paragraf berikut
“Susur Pantai Suak – Tarahan” BAT
Rekreasi sekaligus petualangan

Minggu, 10 Mei 2015, pukul 06.00 pagi, peserta perjalanan surur pantai Suak – Tarahan sudah mulai berkumpul di sekretariat BAT (Babul Hikmah Advnture Team). Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju pantai Suak, dengan menggunakan minibus carry. Hujan deras mengguyur para rombongan saat tiba di pantai Suak, tepatnya pukul 08,00 pagi. 
Setelah melakukan sedikit persiapan dan pengecekan, perjalananpun dimulai. Derasnya air hujan dan terjalnya pantai yang bertebing tidak mengecilkan hati para peserta perjalanan surur pantai. Acara susur pantai Suak – Tarahan ini merupakan salah satu acara rutin tahunan dari BAT (Babul Hikmah Adventure Team). Acara susur pantai kali ini hanya diikuti oleh 15 orang.
Para anggota BAT mengikuti kegiatan susur pantai dengan penuh semangat. Mereka tidak menyangka bahwa dengan menyusuri pantai dapat menjadi ajang rekreasi dari rutinitas kegiatan pembelajaran di kelas sehari-hari.
Selain menyusuri pantai dan menikmati indahnya pemandangan pantai dan lautan yang terbentang luas, para peserta juga diajak untuk mengambil sampah-sampah yang mencemari pantai sepanjang perjalanan.
Setelah lebih kurang 5 jam menyusuri pantai Suak – Tarahan dan berbasah ria tentunya, tepatnya pukul 13.00 siang para rombonga telah sampai di desa Tarahan yang menjadi tempat finish kegiatan penelusuran tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan acara diskusi dan ramah tamah serta persiapan untu pulang karena mobil jemputan sudah menunggu.
5. Paragraf karangan
1) Paragraf pembuka
Paragraf ini adalah paragraf pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian di dalam sebuah karangan. Berikut ini disajikan beberapa tips untuk menarik pembaca dalam paragraf pembuka.
1. menyampaikan berita hangat
2. menyampaikan anekdot
3. memberikan latar belakang dengan suasana yang pas
4. memberikan contoh konkret berkenaan dengan pokok pembicaraan
5. mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas
6. mengungkapkan materi yang belum terungkap
7. mengungkapkan peristiwa luar biasa
Berikut ini adalah contoh paragraf pembuka :
Air raksa termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tum­buhan dan hewan, termasuk manusia. Beberapa logam berat lainnya adalah magnesium (Mg), timbal (Pb), tembaga (Cu), kromium (Cr), dan besi (Fe). Air raksa (Hg) diperlukan untuk pertumbuhan kehidup-an biologis, tetapi dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun. Oleh karena itu, keberadaan logam berat perlu mendapat pengawasan, terutama dari segi jumlah kandungannya di dalam air (Noviardi drr., 2007). Air raksa dalam kondisi temperatur kamar berbentuk zat cair, bila terjadi kontak dengan logam emas akan membentuk larutan padat (Sevruykov drr., 1960). Larutan padat biasa disebut amalgam, yaitu merupakan paduan antara air raksa dengan beberapa logam (emas, perak, tembaga, timah, dan seng).(Halaman 140 pada pendahuluan paragraf ke-1)

2) Paragraf pengembang
Paragraf ini mengembangkan ide pokok pembicaraan yang sudah dirancang. Paragraf ini mengemukakan inti persoalan yang hendak dikemukakan di dalam sebuah karangan.
Paragraf ini merupakan contoh dari paragraf pengembang :
Pengolahan bijih emas di daerah Waluran Su­kabumi dilakukan dengan metode amalgamasi cara langsung yaitu dengan memasukkan secara bersama-sama bahan/material yang digunakan (bijih emas, media giling, kapur tohor, air, dan air raksa) pada awal pengolahan, sehingga air raksa yang diguna­kan cepat rusak menjadi butir-butir kecil karena air raksa mendapat tekanan/gesekan antara media giling dengan media giling atau antara media giling dengan dinding bagian dalam tabung amalgamasi. Air raksa yang rusak menjadi butir-butir kecil pada gilirannya akan mengurangi daya ikat terhadap emas, sehingga menghilangkan air raksa yang cukup banyak sewak­tu dilakukan pemisahan amalgam dengan ampas (tailing) hasil pengolahan melalui pendulangan, selain itu perolehan emasnya tidak optimal.(Halaman 146 pada diskusi paragraph ke-2)
            3) paragraf penutup
Pragraf ini merupakan kesimpulan dari pembacaan yang telah di paparkan pada bagian bagian sebelumnya. Paragraf ini bisa berupa rangkuman atau mungkin sebuah penegasan ulang dari hal pokok yang telah di paparkan .
Paragraf ini merupakan contoh dari paragraf penutup :
Hasil seluruh penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat adalah: air raksa 0,188 mg/l, besi 0,320 mg/l, mangan 0,012 mg/l, tembaga 0,015 mg/l, seng 0,022 mg/l, timbal 0,018 mg/l. Kadar merkuri, logam Fe, serta logam lainnya be­gitu tinggi karena pendulangan untuk memisahkan amalgam dengan ampas hasil pengolahan dilaku­kan di sungai. Ampas yang terbuang ke sungai itu mengandung logam-logam berat yang tidak terikat oleh air raksa membentuk amalgam. Keracunan karena merkuri dapat menyebabkan kerusakan saraf di otak, terganggunya fungsi ginjal dan hati, serta merusak janin pada wanita hamil. Konsen­trasi logam berat Mn, Cu, Pb, dan As masih berada di bawah nilai maksimum kriteria air Kelas I (air baku untuk minum), tetapi untuk besi (Fe) sudah di atas nilai maksimum kriteria air Kelas I. Kon­sentrasi Fe di lokasi pengamatan ini berada di atas ambang batas kriteria air Kelas I (air baku untuk minum). Logam Fe merupakan unsur hara mikro yang diperlukan tumbuhan. Bagi tubuh manusia, Fe dibutuhkan dalam konsentrasi kecil, tetapi akan menjadi racun dalam jumlah besar. Meskipun air sungai tidak dikonsumsi langsung oleh manusia, na­mun air sungai tersebut dipergunakan sebagai sarana irigasi.(Halaman 149 pada kesimpulan pargaraf pertama

6. Pengembangan Paragraf
1). Pola runtutan ruang dan waktu
Pola ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian/peristiwa atau cara membuat sesuatu, selangkah demi selangkah digambarkan menurut perturutan ruang dan waktu.
2). Pola sebab-akibat
Pola ini biasanya digunakan di dalam karangan-karangan ilmiah untuk mengemukakan alasan tertentu berikut justifikasinya, menerangkan alasan terjadinya sesuatu, menjelaskan suatu proses yang berpautan dengan sebab dan akibat dari terjadinya hal-hal tertentu.
3). Pola susunan pembanding
Pola pembanding ini digunakan untuk memperbandingkan dua hal atau dua perkara, bahkan juga bisa lebih, yang di satu sisi memiliki kesamaan sedangkan pada sisi yang lain mengandung perbedaan.
4). Pola susunan ibarat
Pola ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu hal yang memiliki keserupaan atau kemiripan dengan hal tertentu. Di dalam jenis paragraf ini orang sering menggunakan bentuk-bentuk peribaratan, personifikasi, metafora, dan lain-lain.
5). Pola susunan daftar
Pola ini lazimnya digunakan dalam karya-karya ilmiah dan keteknikan yang sering kali harus mengemukakan informasi dalam bentuk-bentuk daftar, table, grafik, dan semacamnya.
6). Pola susunan contoh
Kemampuan menulis paragraf yang tersusun dengan baik dan singkat sangat perlu bagi keberhasilan siswa di hampir semua satuan pendidikan (formal dan non formal). Misalnya, dalam menyiapkan laporan tentang eksperimen laboratorium, seorang warga belajar harus menyajikan kesimpulannya dalam susunan yang logis dan dengan bahasa yang jelas agar memperoleh nilai yang baik untuk pekerjaannya.
7). Pola susunan bergambar
Gambar atau ilustrasi tertentu dimaksudkan untuk memperjelas apa yang telah atau akan dituliskan di dalam sebuah paragraf. Pola susunan bergambar juga sangat lazim ditemukan dalam karya-karya ilmiah.

7. Penjamin Koherensi dan Kohesi paragraf
Kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf harus berkaitan antara yang satu dan yang lainnya. Keberkaitan itu harus mencangkup dua macam hal, yakni bentuk maupun isinya. Bilamana keberkaitan dalam hal bentuk dan isi paragraf itu dibangun, maka paragraf semacam itu dapat disebut sebagai paragraf yang kohesif dan koheren. Kepaduan paragraf juga dapat diciptakan dengan pemanfaatan kata-kata transisi seperti ditunjukkan berikut ini.
1). Kata transisi penunjuk hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambah pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu pula, lagi pula.
2). Kata transisi penunjuk hubungan pertentangan : akan tetapi, namun, bagaimana pun, walaupun, sebaliknya, lain halnya.
3). Kata transisi penunjuk hubungan perbandingan : sama dengan itu, sehubungan dengan itu, dalam hal yang demikian itu.
4). Kata transisi penunjuk hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, karenanya.
5). Kata transisi penunjuk hubungan tujuan : untuk itu, untuk maksud itu, untuk tujuan itu.
6). Kata transisi penunjuk hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
7). Kata transisi penunjuk hubungan tempat dan waktu : sementara itu, segera setelah itu, berdekatan dengan itu, berdampingan dengan itu.